Gufran Ayub, BADKO HMI Maluku-Maluku Utara.|| Foto: Istimewa |
Oleh:
Gufran Ayub, BADKO HMI Maluku-Maluku Utara
Falanusantara.id-- Dalam Membangun Masa Depan Bonus demografi menawarkan peluang besar bagi negara-negara yang memiliki populasi generasi Z yang besar. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bonus demografi Indonesia akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada 2050.
Generasi ini, yang terkenal dengan semangat inovasi, kreativitas yang tak terbatas, dan keterampilan digital yang canggih, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi motor utama dalam membangun peradaban masa depan. Namun, untuk mewujudkan potensi mereka sepenuhnya, generasi Z perlu menghadapi sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Deputi Menteri Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK Prof Dr R Agus Sartono, MBA mengatakan, setiap tahun ada sekitar 3,7 juta pelajar lulus SMA, MA dan SMK. Namun tak semua pelajar lulusan setingkat SMA tersebut bisa meneruskan ke bangku kuliah.
Dari data Kemenko PMK hanya sebanyak 1,8 juta lulusan SMA bisa meneruskan kuliah ke perguruan tinggi. Sementara 1,9 Juta lulusan SMA tersebut bersaing dengan lulusan Perguruan Tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.
Disisi lain, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut terjadi kesenjangan antara jumlah lulusan dan ketersediaan lapangan kerja. Jumlah lulusan terlalu banyak ketimbang ketersediaan lapangan pekerjaan. Beliau mengatakan Indonesia menghasilkan 1,5 juta lulusan sarjana maupun diploma setiap tahun. Sementara itu, lapangan kerja yang tersedia berkisar 300 ribu tiap tahun.
Salah satu tantangan utama adalah tekanan ekonomi dan ketidakpastian pekerjaan. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, generasi Z perlu mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan dan adaptabilitas yang tinggi untuk menghadapi persaingan di pasar kerja global. Dukungan dari pemerintah dan sektor swasta dalam hal pelatihan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas akan menjadi kunci untuk memastikan generasi Z dapat bersaing secara efektif di pasar kerja yang kompetitif.
Selain itu, dampak teknologi terhadap kesehatan mental juga menjadi perhatian yang serius. Meskipun teknologi telah membawa manfaat besar dalam hal konektivitas global dan inovasi, penggunaan yang berlebihan dan kurangnya keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental generasi Z. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik terhadap kesehatan mental, termasuk edukasi tentang penggunaan teknologi yang bijaksana dan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan mental, perlu didorong secara aktif.
Untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal, perlu ada upaya serius dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Investasi dalam pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja masa depan, pelatihan keterampilan, dan program pembangunan kepemimpinan akan membantu generasi Z menghadapi tantangan-tantangan ini dengan lebih baik. Dengan demikian, generasi Z dapat menjadi kekuatan pendorong yang tak tergantikan dalam membangun peradaban yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan di masa depan.
Menghadapi tantangan, menciptakan Peluang HMI sebagai organisasi mahasiswa tertua, telah banyak memproduk kader-kader Generasi Z yang tumbuh dan berkembang dalam era digital yang ditandai dengan perubahan teknologi yang cepat. Tuntutan untuk memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengikuti perkembangan tren dan menguasai teknologi terkini, menjadi tantangan tersendiri di HMI. Secara eksternal organisasi HMI, Generasi Z memiliki keterampilan teknologi yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di pasar kerja yang didorong oleh inovasi teknologi" (Pew Research Center, 2018).
Maka kader HMI Generasi Z, penting memformulasi kaderisasi yang menekankan semangat inovasi dan kreativitas. Karena Gen Z HMI sebagai generasi muda, akan menjadi pemain kunci dalam membentuk peradaban masa depan Negara Indonesia.
Di balik itu, generasi ini dihadapkan pada sejumlah tantangan internal organisasi HMI yang seakan tak berkesudahan. Salah satunya adalah disorientasi perjuangan HMI dan kecenderungan permainan politik kekuasaan menghambat jalannya fungsi organisasi yaitu perkaderan. Selain itu, tantangan eksternal yang kompleks, di antaranya ketidakpastian pekerjaan yang menjadi kendala menuju kesuksesan.
Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi generasi Z HMI untuk fokus pada perbaikan model perkaderan yang mengutamakan pengembangan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja yang terus berubah. Berkolaborasi dengan Pemerintah dan sektor swasta dalam hal pelatihan keterampilan dan pembukaan lapangan kerja yang di butuhkan.
Generasi Z HMI juga perlu memperhatikan keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata untuk menjaga kesehatan mental. Dengan memperkuat keterampilan dan kesejahteraan mental, maka generasi Z HMI dapat menjadi kekuatan yang tak terbantahkan dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Potensi inovatif dan perubahan adalah kunci untuk menciptakan peradaban yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan menghadapi tantangan dan menciptakan peluang, generasi Z HMI akan menjadi agen perubahan yang tak tergantikan di abad ke-21.
Peran Generasi Z HMI dalam Membangun Peradaban yang Berkelanjutan
Kader HMI khusus Generasi Z, yang tumbuh di era digital yang cepat dan kompleks, memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan peradaban manusia. Dengan mengasah kemampuan kreativitas yang tak terbatas dan keterampilan teknologi yang canggih, kader HMI akan menjadi motor utama dalam mendorong inovasi dan kemajuan bangsa.
Namun, untuk mewujudkan potensi itu, generasi Z HMI harus menghadapi sejumlah tantangan yang menghampiri saat ini. Dalam menghadapi kondisi ini, generasi Z HMI perlu mempersiapkan hard skill dan soft skill yang relevan dengan tuntutan kebutuhan zaman. Maka pendekatan holistik terhadap mental adaptif dan responsive, perlu didorong secara aktif dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap edukasi tentang penggunaan teknologi yang bijaksana.
Dengan mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya, generasi Z HMI dapat menjadi kekuatan utama dalam membangun peradaban yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan di masa depan. Melalui kerja keras, kreativitas, dan semangat inovasi, maka HMI akan membawa peradaban manusia ke puncak kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (*)