Kapolres Halbar, AKBP Erlichson Pasaribu ketika diwawancarai wartawan.|| Dok: Putee |
Halbar, Falanusantara.id-- Polres Halmahera Barat, Maluku Utara mulai melakukan penyelidikan terkait oknum yang diduga terlibat kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah subsidi di Halbar.
Hal itu diungkapkan Kapolres Halbar, AKBP Erlichson Pasaribu ketika dikonfirmasi wartawan usai memperingati HUT Bhayangkara yang ke-78 tahun, Kamis (27/6/2024) pagi tadi.
Erlichson mengatakan, jika ada oknum-oknum yang terlibat dalam kasus BBM subsidi tersebut maka pihaknya bakal menindak sesuai aturan yang berlaku.
"Jika oknum yang terlibat kasus BBM subsidi kita akan melakukan tindakan disiplin dan etika," Tegasnya.
Ia menegaskan, siapapun yang terlibat dalam kasus BBM subsidi itu maka pihaknya tetap mengusut tuntas. "Baik itu oknum anggota (TNI-Polri) atau bukan anggota kita tetap usut dan tindak. Karena dari Polda Malut juga turun ke lapangan," Tandasnya.
Sekedar diketahui, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, bersama TNI-POLRI dan pemilik pangkalan minyak se-Halbar, Senin (24/6/2024) kemarin melakukan rapat evaluasi terkait kelangkaan BBM subsidi di Halbar.
Bupati Halbar, James Uang kepada wartawan Senin kemarin mengatakan, kelangkaan BBM jenis minyak tanah bersubsidi terjadi di Halbar ini karena terkendala keterbatasan armada pengangkut BBM yang sering terlambat mendistribusi minyak tanah ke pangkalan di setiap Kecamatan.
Ia mengaku, telah memerintahkan Disperindagkop Halbar untuk segera mengatasinya, agar tidak lagi terjadi kelangkaan BBM minyak tanah tersebut.
Selain armada pengangkut BBM kata James, ada oknum TNI-POLRI yang melakukan penyelundupan BBM minyak tanah subsidi ke Weda, Halmahera Tengah.
"Setiap malam mereka (TNI-POLRI) menyelundupkan BBM minyak tanah subsidi ke Weda kurang lebih 15 ton," Kata James kepada wartawan usai rapat.
Sementara Kasat Intel Polres Halbar mengatakan, selain oknum TNI-POLRI, ada juga oknum Disperindagkop Halbar yang diduga terlibat dalam penyelundupan BBM minyak tanah subsidi ke Weda.
Meski begitu, Ia belum bisa memastikan jumlah oknum yang terlibat dalam kasus BBM subsidi tersebut.
"Oknum-oknum itu bermain satu lingkaran, didalam juga ada oknum Disperindagkop Halbar. Dari hasil pemantauan selama 6 bulan, mobil yang ke Weda setiap malam sekitar 12 sampai 15 mobil yang melakukan penyelundupan. Nah, coba kita kalikan kalau misalnya dia muat 500 Liter setiap mobil maka 7 ton lebih minyak tanah di bawa ke Weda tiap malam, tapi kalo Mobil muat 1 ton berarti ada 15 ton dalam satu malam mereka bawa ke Weda," Ungkapnya. (Putee)
Penulis : Arip M. Samsudin
Editor : Redaksi