Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates


Iklan

Mahasiswa dan Masyarakat Pabos Tolak Kehadiran PT Geodipa Energi

Redaksi
11 April 2025
Last Updated 2025-04-11T01:32:27Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


Halbar, Falanusantara.id
– Mahasiswa dan Masyarakat Payo, Bobo dan Saria (PABOS) serta kelompok pemerhati lingkungan menggelar aksi di Kantor Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara. Masa aksi menolak kehadiran PT. Geodipa Energi yang akan beroperasi di Desa Idamdehe, Kecamatan Jailolo. Kamis, (10/4/2025). 


Salah satu warga yang juga Mahasiswa, Sahrir Jamsin mengaku bahwa, mereka merasa khawatir dengan dampak buruk yang akan terjadi pada lingkungan dan mata pencaharian masyarakat. 


Masyarakat Pabos dan Idamdehe, kata dia, yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan, menilai bahwa proyek geotermal dapat mengancam Sumber Daya Alam (SDM) mereka. 


Dengan adanya eksploitasi panas bumi, Sahrir menegaskan, lahan pertanian mereka mengalami kerusakan akibat perubahan struktur tanah, sementara pencemaran air dapat mengancam hasil panen dan keberlangsungan ekosistem laut yang menjadi sumber penghidupan nelayan.


“Kami hidup dari tanah dan laut. Jika tanah kami rusak dan laut tercemar, bagaimana kami bisa bertahan? Kami tidak bisa menerima proyek ini. Kami tolak kehadiran PT Geodipa Energi,” Tegas Oyap sapaannya. 


Selain itu, dia juga menyoroti potensi risiko lingkungan seperti gempa bumi minor, amblesan tanah, serta kemungkinan pencemaran udara dan air akibat aktivitas eksplorasi dan eksploitasi panas bumi. 


"Kami khawatir kehadiran proyek ini tidak hanya merugikan manusia, tetapi juga mengusik keseimbangan ekosistem yang telah lama terjaga," Bebernya. 

  

Masyarakat lanjut Oyap, mendesak agar Pemerintah menghentikan proyek ini dan lebih memperhatikan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat. Masyarakat juga menuntut adanya transparansi dalam kebijakan pengelolaan SDA serta partisipasi aktif masyarakat dalam setiap keputusan yang berdampak pada kehidupan mereka.


“Kami tidak menolak pembangunan, tapi pembangunan yang merusak tanah, laut, dan ekosistem bukanlah pembangunan yang berkelanjutan. Kami ingin solusi yang tidak mengorbankan keberadaan kami,” Tegas Oyap yang juga Ketua Umum Sentrum Mahasiswa Indonesia Halmahera Barat (Semaindo Halbar) DKI Jakarta. 


Warga berharap Pemerintah Daerah segera turun tangan untuk menengahi permasalahan ini dan mencari solusi yang berpihak pada kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat setempat. (Putee

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl